Setahun lebih saya nggak nulis..
Coba hari ini mulai lagi untuk nulis, karena dengan ditulis
maka nantinya bisa saya baca lagi, bisa flashback, bisa ketawa-ketawa, bisa belajar. Kalo nggak
ditulis nanti bisa lupa, atau bahkan nggak inget apa yang harus diinget, karena
biasanya apa yang ditulis itu cuman ingatan sekilas.
Kali ini mau cerita tentang ibuk, ibuk kandung saya yang
masih setia di Kasongan masakin brongkos tiap saya mudik :9 , karena semenjak
saya dipertemukan kembali setelah sekian lama dengan yang namanya brongkos waktu
itu, di kantin tempat KP (baca : bengkel sepur balaiyasa), saya berikrar harus
makan masakan ini lagi, yang lebih enak lengkap dan powerfull bareng dengan tholo, kulit mlinjo, tahu plempung, dsb. Yaitu buatan
ibuk (next target : bojo saya juga kudu bisa bikin :D).
Kembali ke ibuk, jadi begini, ibuk saya sekolah lagi..
Juni 2015, sepertinya berkah ramadhan, ada tawaran
menggiurkan dari RT sebelah, dicari ibu-ibu berprestasi (lebay) terkait adanya paket study
tour (lebay lagi) selama 50 hari, lengkap dengan fasilitas-fasilitas fisik maupun nonfisik yang
tak kalah menarik (lebay juga). Kabarnya ada sekitar 40an ibuk-ibuk datang dari segala penjuru RT yang berhasil join dan
memenuhi kuota dari penyelenggara karena sudah lolos seleksi administrasi awal
dan akhir (baca : copy ktp, KK dan pas foto). Karena hanya putri daerah lah
yang boleh gabung, sungguh mulia persyaratannya.
Alhamdulillah ibuk saya baru saja pindah kependudukan (ganti
KTP dari Kota ke Bantul) jadi ibuk saya bisa gabung juga, yeah. Cuma ada
sedikit masalah, pas foto nya nggak ada, adanya klise (baca : negatif???), jadi
kudu dicetak dulu, dipanggang pada dinding petromax (baca : afdruk??),
istilah jaman lama sekali ya, sangat konotatif dan ambigu, pffft..jadi berasa
tua. Singkat cerita semua syarat beres, wis ditumpuk, hari berikutnya wis kudu
masuk. Masuk sekolah. Untung saja nggak perlu seragam semacam anak SD, karena pasti wagu.
Sehari dua hari berlalu..penat, sungguh penat kata ibuk.
Pusing, sungguh pusing keluh ibuk. Masa iya, ibuk saya yang sudah juaaaarraanngg
sekali main itung-itungan, trus kali ini selama 5 jam seharinya kudu bergelut
dengan angka-angka? 3 : ¼, 6* ½ ,dst. Saya bahkan sampe lupa kapan terakhir kali ibuk
pegang kalkulator. Masya Allah.
5 jam di sekolah itu cuma klise kata saya (tidak sama dengan makna
klise di paragraf sebelumnya). Yang benar saja, ibuk-ibuk ini ternyata masih
diberikan PR alias pekerjaan rumah. Apakah cikgu (baca : pengajar) di sekolah
ndak tau apa ya, tanpa mereka kasih PR ibuk-ibuk ini sudah menciptakan PR
mereka sendiri-sendiri, PR yang sudah ada semenjak titel ibu menempel pada diri
mereka. Saya dan mas saya sok ngguya-ngguyu dewe di rumah, karena terkadang
mendengarkan gumaman tanda kepenatan sang ibuk yang malem-malem masih ngadepin “PR”
sekolahnya tadi siang. Luar biasa, Ganbatte Bu ne!!
Tapi syukurlah, Alhamdulillah, beberapa waktu lalu kan saya
telpon ibuk, “Pripun buk sekolahe?” , “hehehe..seneng kok, okeh kancane
(ngomong sambil terkekeh-kekeh).” Dari percakapan telepon tersebut, saya
dapatkan kesimpulan baru dari fenomena "sekolah lagi" ini. Tak hanya penat kok yang ibuk
dapatkan, namun ternyata ada poin “senang” juga, yang jelas ibuk saya mendapatkan komunitas
tambahan, bukan hanya sebatas komunitas belanja di tukang sayur, komunitas
arisan RT, komunitas pengajian di masjid, maupun komunitas momong putu, tapi kali ini juga ada komunitas
EDUKATIF!!
Ibu rumah tangga episode beberapa dekade yang lalu belumlah
sama dengan Ibu rumah tangga episode millenium akhir-akhir ini. Ibuk saya belum mengenal baik
gadget sehingga tentu saja komunitas edukatif nya sangat terbatas, tak paham browsing,
belum akrab dengan googling, bahkan socmed pun asing (bagus kan kayak gurindam :P), tak seperti jaman sekarang, maka bersyukurlah kalian wahai kalian ibu rumah tangga kekinian. Oleh karenanya study tour
ini saya rasa cukup berarti bagi ibuk saya, banyak aspek yang terengkuh, tambah
pintar dan tambah bahagia meski tetep penat pusing selalu ngikut di
belakangnya. Mau pintar? Ya belajar.
“…niscaya Allah akan
meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi
ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu
kerjakan.” (QS.58-11)