Kamis, 07 Maret 2024

Sementara kita mesra-mesranya kecil-kecilan dulu

Teruntuk anak-anak skena, gen z, pemuja senja dengan playlist musik indie ditemani sruput kopi pasti langsung ngeh judul tulisan ini terinspirasi dari apa..


Kita 'kan tangkap

Kejadian yang menarik

Koleksi suasana asyik

Perasaan-p'rasaan yang baik

Cintanya besar-besaran

Meski mesranya kecil-kecilan

~Sal Priadi


Hampir satu dekade, roller coaster memang, naik turun tak terduga, marah ngambeg, kangen, kesel, sayang.

...

Aku pengen mie rebus Yah

Oke tak bikinin ya, berapa?

Dua

Oke (langsung ceklek kompor masak mie sedap godog)

...

(Mie udah mateng)

Kok ora nganggo bakso, kok ora nganggo..kok.. (muka kecewa, makan cuma beberapa sendok, masuk kamar)

(Lah tadi di awal ngga bilang) ~ gur mbatin

(yah dingambekin lagi)

...

Pillow talk malam itu serius aku bilang, kita sudah berhasil bertahan, survival mode. Setidaknya selama 6 tahun, bukan waktu yang singkat. Google photos sesekali mengingatkan kita via notif di HP kita sekarang-sekarang ini, 5 years ago, 4 years ago.. Foto si kembar gelantungan di taman jambangan, foto kalian bertiga duduk di pinggir jalan ayani menunggu tambal ban motor vario hitam. Masa-masa itu suka bikin mata berkaca-kaca.

Dilanjutkan 3 tahun masa transisi, obrolan pada awal tahun 2020 di sebuah tempat makan di dekat belokan ex phuket, sebuah harapan besar muncul tepat di hari itu,di malam itu, yang menjadi cikal bakal hari ini. Saat itu seolah-olah di otakku berisi, "Sayang akhirnya kita bisa mentas" ~ sambil mengunyah indomie goreng

...

Anak kembar kita sudah besar, hampir 9 tahun. Kerasa ngga kerasa ya, kemarin mereka expo, bernyanyi bermain alat musik. Teman-temannya sudah macam-macam topik obrolannya. Bahkan temannya sudah ada yg menstruasi, cukup dini. Tapi okelah, mari melanjutkan membesarkannya dengan suka hati, yang pasti kita perlu belajar menurunkan intonasi di saat-saat yang tidak diperlukan. Sabar..sabar..

...

Sikecil sudah menunjukkan perkembangan cukup pesat di masa golden age nya. Ngoceh, jalan kesana kemari, berinisiatif, berkeinginan, gerak gerik yang seolah sudah tidak bayi lagi. Anak ini sangat saya, warna kulit dan rambutnya terutama. Sehat terus ya nak. Jalan-jalan sore sama ayah naik kursi boncengan motor yang di depan.

...

Keluarga kecil kita ini, harta yang paling berharga, seperti kata abah dan emak keluarga cemara.

Buk, kita sudah semakin bertambah umur, berkurang usia. Kita sudah semakin saling hafal satu sama lain. Sementara kita mesranya kecil-kecilan dulu ya buk. Janji sayangnya yang akan semakin besar.

Bogor, Taman Budaya
(Harusnya tujuan ke Serpong tapi malah masuk jagorawi)

Nb: Sebentar lagi bulan ramadhan, tahun 2024 menjadikan bulan puasa datang seolah-olah semakin awal. Baru saja tahun baru sudah mau puasa saja. Semoga puasa tahun ini lebih baik lagi ya, ajak aku untuk lebih baik, kita agendakan banyak hal hal baik di bulan puasa ini ya.

Selasa, 17 Oktober 2023

I Need Your More More Smile :)

 "

Maka terimalah diriku

Kita akan bahagia selamanya

Kuberjanji jadi suamimu

Dan ku akan memberikan yang terbaik untukmu

Karena itu tugas cinta memberikan keindahan

Meskipun hidup

Tak selalu indah

Meskipun hidup

Tak selalu indah..

"

Lesung Pipi - Raim Laode

Somehow setelah ter-Komang Komang beberapa bulan lamanya, sebelumnya ter-Tulus Tulus karena Hati Hati di Jalan, yang menyebabkan istri ikutan suka sampai cenderung ke eneg karena playlist nya itu-itu terus di repeat. Eh release lagi lagu yang "menyentuh" hati saya..

Sedikit ada yang terbalik, karena yang punya lesung pipi itu saya (versi lagunya diceritakan kalo lesung pipi milik si tokoh perempuan", tapi isi liriknya..hmm

Tugas Cinta untuk memberi keindahan di setiap "huru-hara" rumah tangga.

...

Anak ketiga kami baru aktif-aktif nya, baru belajar jalan di genap usia tahun perdananya, suka ngoceh meski belum berbentuk kata yang sempurna. Tapi berbalikan dengan nafsu makannya yang angin-anginan. Hal ini tidak jarang membuat ibunya BeTe.

Belum lagi si kembar, usia 8 tahun, ada-ada aja. Tak habis ulah mereka kerap membuat sang ibu semakin BeTe.

...

Suatu sore, ayah kerja di kantor, ibu sedang masak puding, si kembar ditugasi untuk momong adiknya jalan-jalan di luar rumah.

Nae: (jalan masuk ke rumah sambil menangis) ibu adek nabrak aku pake sepeda..hu.. hu...
Naw: (ikutan nangis) soanya kakak ngalangin jalanku..hu..hu..
Nal: (bengong dan lama-lama ikut nangis)
Ibu: ..........

Alhasil puding gosong. Ibu geram.

...

mencintai/men·cin·tai/ v menaruh kasih sayang kepada; menyukai
https://kbbi.web.id/

Cinta itu kata kerja, kata-kata ini bisa dibilang paling ampuh selama ini. Dengan mencintai maka marah adalah luapan emosi sesaat. Tapi selanjutnya cinta yang berbicara.

Bukan suatu kebetulan kita ditakdirkan bersama, Ketidaksempurnaan keluarga kecil kita, keluarga besar kita, yasudah.. tak ada yang sempurna.

"Dan apabila tak bersamamu, kupastikan kujalani dunia tak seindah kemarin
Sederhana tertawamu sudah cukup lengkapi sempurnanya...hidup bersamamu", kata Komang.

I need your more more smile, just like our favourite blooming yellow:)

    *tekomaria depan rumah


9 Years and still counting, still and still.
2014-2023

Selasa, 28 Februari 2023

Tidak pernah hilang

Mungkin akan banyak istilah-istilah yang saya gunakan saat SMA yang tidak akan saya jelaskan secara umum pada tulisan ini, biarlah tulisan ini hanya menjadi konsumsi kami-kami saja yang faham. Terutama buat istri saya, ya mungkin istri saya akan sedikit marah setelah baca, "kok gini, harusnya kan gini, mesti lali" atau "oo..jebule ngono to" atau apapunlah reaksinya. Tapi ngga papa, tulisan ini ada untuk mendokumentasikan…beberapa kisah sebelum Makan Jeko di Mekdi.

===

"Sopo Mul sik dadi Bendahara seko kelas X?"

"Fera"


Tahun 2006, tahun dimana pertama kali kita bertemu secara official, saya kelas XI (baca: 2 SMA) saat itu diberi mandat oleh Mitramuda II yang menjabat sebagai Ketua Umum PTB WDP XXII untuk "ngancani" menjadi Ketua I. Sebelumnya saya sudah mengiyakan lobi dari Ndower (Koor Sie Sepakbola) untuk menjadi Ketua Gatel di tahun itu, tapi demi PTB saya lepas mandat itu dan kalau tidak salah kemudian digantikan oleh Wahyu Anggit. Ok lanjut, ini info tidak relevan dengan topik tulisan.

Menjadi suatu hal yang biasa di SMA kami saat itu, dimana sekelompok Panitia Inti Program Umum OBTB sering melakukan Rapat Pulsek sampai sore atau bahkan malam (biasanya yang sampai malam hanya 3 Ketua, saya, Imul dan Andi). Cukup sering rapat dilakukan tapi kita tetep jarang ketemu, kebetulan saya masih harus rutin ngajar Paskib alhasil sering skip rapat.

Dia selalu menyimpulkan bahwa saat kepanitiaan PTB nggak ada spesial-spesialnya kan? Justru itu.

Entah kenapa, mungkin sudah bawaan, saya ada ketertarikan khusus dengan perempuan "berisi" dan manis pastinya. Hal ini pula yang mendasari meskipun saya tidak begitu akrab dengannya tapi cukup sering saya ngecengin, donat berkaki, awas "ngko ngglinding" dan lain sebagainya. Beberapa kali, dan itu ternyata membekas.

===

Lagi.

Saya lupa kapan persisnya, sepertinya saat saya kelas XII, permen fox 1 kaleng yang merupakan kado dari dia aku jadikan gantungan tas sekolah. Tidak ada yang dimaksudkan ke arah manapun, tapi kembali itulah yang justru menarik, hal yang terjadi saat itu, mengalir begitu saja.

Disaat masa-masa saya menunggu pengumuman kelulusan, tahun 2008, karena cukup lama saat itu lebih dari 1 bulan, lagi-lagi saya tidak begitu ingat persis apa yang detil terjadi, hanya saja di suatu hari di tengah-tengah saya mencari kesibukan sebagai pegawai freelance (waiter di sebuah restoran yang dikelola Bapak) saya memutuskan untuk mengirim sebuah text message kepadanya, belum jamannya WA saat itu. Menarik jika dibaca lagi isi text nya. Isi text itu lah yang sebenarnya mendasari cerita makan Jeko di Mekdi.

Lulus SMA terlewati, kami lanjut berkuliah di kampus yang sama namun berbeda fakultas. Saya disibukkan dengan kegiatan robotika, kalau dia, sepanjang yang saya tahu, kesibukannya di Buletin Fakultas dan PSM. Komunikasi antara saya dan dia masih ada-ada saja, seingatku saat itu pakai YM. Ya obrolan biasa, sesekali. Tapi ada.

2011 saat menjelang semester akhir, dia jadi penonton saat saya lomba robot di GSP (saya yang kasih slot tiket, meski kemudian tim saya kalah di perempat final), berlanjut kami ngobrol sesekali dan ya lagi-lagi ternyata dia masih ada di benak saya. Dia tidak hilang.

Kita sama-sama berjalan begitu saja, kita (semoga dia juga) bukanlah tergolong orang yang mendambakan secara hiperbolis makna cinta. Kita saling suka, ada ketertarikan.

Mungkin memang tulisan ini tidak menarik karena tidak ada klimaks ataupun alur yang mengagetkan dalam runutan sebagaimana tulisan-tulisan pada umumnya. Tidak ada konflik, tidak ada apa-apa. Tapi garis bawah simpulan yang menjadikan kisah ini menarik bagi saya justru itu. "Persistence". Tidak harus mempunyai hubungan yang mengagetkan, atraktif. Cukup persistence, selalu ada, tidak pernah hilang.

===

Kita saling melengkapi, banyak yang tidak ada di saya, tapi ada di dia. Dan sebaliknya.

You are Thirty Two, No matter what I'm still Loving you

The art of love is largely the art of persistence ~Albert Ellis




Jumat, 16 Desember 2022

Takkan Kemana Mana

Perjalanan membawamu bertemu denganku, kubertemu kamu.. gitu kata Tulus. Semua sudah tertulis di Lauhul Mahfudz, sudah menjadi kehendak-Nya kalau kamu jadi istriku, anakku yang pertama sekaligus kedua adalah sepasang kembar perempuan, dan kali ini anak ketiga pun juga perempuan. Alhamdulillah.

dari Uqbah bin Amir radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda

Siapa yang memiliki 3 anak perempuan, lalu dia bersabar, memberinya makan, minum, dan pakaian dari hasil usahanya, maka semuanya akan menjadi tameng dari neraka pada hari kiamat. (HR. Ahmad 17403, Ibnu Majah 3669, dan dishahihkan Syuaib al-Arnauth)

Wallahu a'lam..

Yang pasti kehidupanku semakin ramai, secara total ada 4 kaum hawa mengelilingi saya di dalam rumah. Sungguh benar adanya, cuitan cuitan makhluk Tuhan ini di rumah membuat rumah (semakin) tak lagi sepi.

Bulan Juli tahun ini anak ketiga saya lahir, sehat, putih, besar, dan keras tangisannya. Namun semakin lengkap karena selain ini merupakan pengalaman pertama kami meng-handle kelahiran bayi tanpa bantuan orang tua, juga kelahiran ini kami lakukan di kota perantauan. Lebih-lebih, qadarullah, kami sekeluarga terkena covid beberapa pekan sebelumnya, dan kami sungguh khawatir. Karena kami masih positif di saat menjelang HPL. Betul positif Covid.

Sepulang saya dinas luar kota (dari Batam), badan terasa aneh, yang paling terasa itu pegelnya nggak karuan, tapi karena pada dasarnya saya itu orang yang cuek bahkan dengan kondisi tubuh sendiri, jadi ya sudah terabaikan. Eh ternyata itu gejala covid. Antigen saya H+1 saya pulang ternyata (+). Istri tertular, si kembar pun.

Jika diingat-ingat sungguh berat saat itu, tapi ya ternyata kita bisa melalui dan sampai di titik ini. Si Bayi sudah 5 bulan, bentar lagi akan MPASI. Kemarin melihat dia "ngenyut" potongan apel saja rasanya senang bukan main, tak sabar melihat dia makan yang lainnya. Lucu memang anak bayi ini.

....

Kalo kata orang-orang,

"Nggak kerasa ya sudah setahun menikah, kayaknya kemarin baru ijab.."

"Nggak kerasa ya sudah 5 tahun menikah, kayaknya kemarin baru aja kenal di kegiatan sekolah"

"Nggak kerasa ya.."

...

Kerasa kok, sejak 2014 saya merasakan semua, roller coaster kehidupan, sedih, bahagia, terharu, marah, jengkel, gemes, cinta dan RINDU..

Thanks to my life-long commitment, beloved Feraaw,

You'll be in my heart.. lets grow up these 3 kids together, banyak hal yang tidak sempurna dalam kisah kita tapi percayalah, aku tidak akan kemana-mana.

Janji..Janji..Takkan..Kemana-mana..

Gambar: our complete 5