Kamis, 07 Maret 2013

-1- Lantas?

1)

"Nggak pulang, Me? Udah jam 4 juga, bentar lagi sepi ni lobi. Mau nemenin pak Prapto jagain kampus?"

"Becanda mulu kamu, Wan. Bukannya ngehibur apa kasih-kasih sesuatu kek, malah ngeledek"

Meyla masih cemberut dan Shofwan malahan yang asyik nyengir, lobi kampus terlihat sepi dengan hanya terdengar suara tv ruangan pak Prapto dari kejauhan. Sore yang perfect buat segera balik rumah. Seperti biasa mereka boncengan dan Meyla selalu pegangan, karena? Shofwan selalu ngebut.

Meyla adalah teman Shofwan, Meyla juga adalah sepupu Shofwan, dan Meyla juga merupakan tetangga kamar Shofwan. Ya, mereka tinggal serumah. Sedikit unik dan risih mungkin melihat kondisi hubungan mereka. Dekat tapi bukan pacar, malu-malu tapi saudara.
Shofwan suka becanda sama Meyla, sampai bikin nangis bahkan, tapi nggak jarang juga mereka kepergok temen kampus baru jalan bareng makan bareng, like a couple. Mereka selalu di cie cie in, tapi mereka nyaman, mereka cuek, mereka nggak canggung, karena, ya mereka saudara.

"Wan, bikinin miii...pliss, ya ya ya.."

"Kamu nggak bisa liat jam? nggak punya kaca? oke, tak bilangin ya, sekarang mm..jam 11 malem, trus ini kaca nya"

Meyla ngaca, trus Shofwan nglanjutin ngoceh.

"Gimana? masih mau tak bikinin mi? apa mau tambah susu juga"

"Mau tambah susuuu, hehe" Meyla mringis ga paham.

Sehari, dua hari, tiga hari berlalu dan entah kenapa di bulan februari ini ada yang janggal. Shofwan pulang ngampus dengan nada rendah, mukanya sepi, matanya keliatan baru mikir.

"Kemaren kata mas Salim, sepupu itu bukan muhrim"

Ha njuk?

1) gambar dari : http://manggopohalamsaiyo.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar