*)
JOGJA hujan.. lebih tepatnya akan
segera hujan. Seperti prediksi saya, siang yang teramat panas dilanjut mendung sore
berwarna putih, nanti pasti hujan. “Tetep jadi mau pergi mas?”, Namira kurang
yakin, padahal di satu sisi dia begitu berharap, entah kenapa ia pengen makan
donat Jeko sore itu. Dan yang di otak saya cuma ada 2 pilihan. Amplaz atau
Malioboro Mall, jauh atau agak jauh.
Malioboro, destinasi favorit para
pelancong, para bule dan paling banyak menurut saya justru rombongan study tour,
ciri-ciri mereka jelas, baju kembaran dan bergerombol, beberapa mukanya masih
kusut, muka bangun tidur duduk lama di dalam bis. Tapi sebenernya malioboro
bukanlah favorit orang asli jogja, iya macet, dan ya cuma itu-itu aja tidak
banyak perubahan, hanya lampu kelap kelip dan sedikit taman hijau di tengah. Ah,
sudahlah kami tetap kesana. Rumah kami barat selatan, jauh sekali jika harus ke jalan Solo, beberapa jengkal dari Janti.
“Mas Fahri, mau yang mana”, di
depan para donat Namira coba mencairkan suasana. Yang benar saja, Namira yang
tak kenapa-kenapa tiba-tiba tak disangka saya ajak untuk ketemuan, untuk apa?
Untuk menyelesaikan masalah. Nah, apa coba. Wajar saja, berulang kali Namira flashback, “aku salah apa..”.
Beberapa hari sebelum, Sohib SMA
ada yang mau nikah, sohib-sohib bijak gitu lah dulu, dan dia pun kembali mencoba
bijak waktu itu, jika tak salah ingat dulu dia message saya via Whatsapp (WA), kurang lebih intinya begini ;
“..Bro, sebelum berlayar, luangkan waktu buat menyelesaikan kail-kail
yang sempat tersangkut. Bersihkan setiap darinya, mungkin nanti jari tangan atau
justru karang nya yang akan terluka, tapi tetap. Bersihkanlah.”
Saya langsung ingat Namira. Iya
Namira, gadis yang sedang bersama saya saat ini. Iyaa kamuu..
Huft.. (ceritanya kesal) tempat
duduk Jeko penuh, ada satu dua tempat tapi semacam nggak pewe (nggak kondusif
buat ngobrol). Yang benar saja jika kami harus ber-tidak kondusif-ria
padahal niat awal kami adalah khusyuk menyelesaikan masalah kan? Mari bergerak. Tak
jauh, di pintu depan Mall ada patung badut, beli eskrim cone dan kentang goreng. Ayo Namira, kita makan Jeko di Mekdi :)
“Ra..”
“Iya Mas”
Namira sedikit gugup,
…
Saya tak kalah gugup. Gugup luar biasa.
Berulang kali saya salah kata, salah diksi, salah nada, salah bicara. Saya, Fahri
mati kutu di malam itu, mungkin ada semacam malaikat yang diutus untuk datang,
diperintah untuk menjawab doa Namira. Iya, selama ini Namira berdoa, nanti saya
kasih tau.
Saya tetap bisa bercerita, meskipun
dengan terbata-bata, saya ucapkan semua apa yang saya maksud dengan
“menyelesaikan masalah”. Tapi hambar, tidak ada poin dan tidak ada ketegasan. Seperti
hanya latihan merangkai kata. Kenapa?
…
Karena Namira bukanlah sebuah
“masalah”.
…
Sejenak lalu kami berjalan ke
utara, mendatangi masjid, duduk bersimpuh dan berdoa, lagi-lagi jurus ampuh
Namira selama ini saya rasa. Segera, kami pulang, dan Alhamdulillah
selamat hingga saat ini, buktinya saya bisa mengetik kisah itu disini dan begitu
pula Namira. Ini tulisan Namira ;
Tanpa proses edit sedikitpun,
saya ketik ulang tulisannya, message nya di WA beberapa waktu lalu, persis
jumlah titik dan koma nya (maaf sedikit hiperbolis),
…
“Malioboro mengeluarkan hawa malam minggu yang kental petang itu, ya
saat itu memang malam minggu. Matahari sudah hampir tenggelam –atau bahkan
sudah benar-benar tenggelam- entahlah saya tidak tau persis. Mungkin tertutup
mendung yang beberapa hari menyelimuti kota Jogja. Petang itu awan terlalu
kelabu, hujan deras pasti turun, dan benar saja hujan deras turun membasahi
area malioboro.
……..
Ada satu hal yang kuyakini, ini bukanlah epilog bagi kisah kami,
melainkan prolog untuk awal kehidupan yang bahagia antara aku dan dia yang
seperti hilang ditelan hujan. Aku hanya ingin kisah ini berlangsung lama, tak
peduli penuh luka atau air mata. Yang kuinginkan hanyalah satu, selalu
bersamanya.”
Saya yakin, kalimat terakhir
adalah doa Namira. Doa yang merubah epilog menjadi prolog. Hebat bukan?
*) gambar diambil dari : http://anekatempatwisata.com/wp-content/uploads/2014/03/Jalan-Malioboro.jpg
Tidak ada komentar:
Posting Komentar